Sejarah Singkat Kabupaten Kuningan
Diperkirakan ± 3.500 tahun sebelum masehi sudah terdapat kehidupan manusia, hal ini didasarkan kepada peninggalan yang ditemukan di Wilayah Kuningan, salah satu bukti peninggalan tersebut terdapat di Kampung Cipari Kelurahan Cigugur yaitu pada tahun 1972 ditemukan peninggalan dengan identifikasi sebuah peti kubur batu, pekakas dari batu dan keramik dan diperkirakan pada masa itu terdapat pemukiman manusia yang telah memiliki kebudayaan tinggi.
Suatu pemukiman masyarakat manusia tersebut baru terwujud dalam bentuk suatu kekuatan politik seperti halnya negara, sebagaimana dituturkan dalam cerita parahyangan dengan nama KUNINGAN.
Negara / Kerajaan Kuningan tersebut berdiri setelah dinobatkan SEUWEUKARMA sebagai Raja/Kepala pemerintahan yang kemudian bergelar RAHIYANG TANGKUKU atau SANG KUKU yang bersemayam di Arile atau Saunggalah.
SEUWEUKARMA menganut ajaran “DANGIANG KUNING’ dan berpegang kepada “SANGHIYANG DHARMA” (Ajaran Kitab Suci). Serta “SANGHIYANG RIKSA” (sepuluh pedoman hidup). Ekspansi kekuasaan kuningan pada jaman kekuasaan seuweukarma menyeberang sampai negeri melayu. Pada saat itu masyarakat kuningan merasa hidup aman dan tentram di bawah pi
mpinan Seuweukarma yang bertahta sampai berusia lama.
Perkembangan kerajaan kuningan selanjutnya seakan akan terputus, dan baru pada 1175 masehi muncul lagi. Kuningan pada waktu itu menganut agama Hindu di bawah pimpinan RAKEAN DARMARIKSA dan merupakan Daerah otonom yang masuk wilayah kerajaan Sunda yang terkenal dengan nama Pajajaran , dan termasuk cirebon pada tahun 1389 masehi masuk kekuasaan kerajaan pajajaran, namun pada abad ke-15 cirebon sebagai kerajaan islam menyatakan kemerdekaannya dari pakuan pajajaran.
Pada tahun 1470 masehi datang ke Cirebon seorang ulama besar agama Islam yaitu SYEH SYARIF HIDAYATULLAH putra SYARIF ABDULAH dan ibunya RARA SANTANG atau SYARIFAH MO’DAIM putra Prabu SYARIF HIDAYATULLAH adalah murid SAYID RAHMAT yang lebih dikenal dengan nama SUNAN NGAMPEL yang memimpin daerah ampeldenta.
Kemudian SYEH SYARIF HIDAYATULLAH ditugaskan oleh sunan ngampel untuk menyebarkan agama islam di daerah Jawa Barat, dan mula-mula tiba di
Pada waktu 1479 masehi Haji Doel Iman berkenan menyerahkan kepada syarif hidayatullah setelah menikah dengan putrinya. Karena terdorong oleh hasrat ingin menyebarkan agama Islam, pada tahun 1481 Masehi Syeh Syarif Hidayatullah berangkat ke daerah Lurangung yang masuk wilayah Cirebon Selatan yang pada waktu itu dipimpin oleh KI GEDENG LURAGUNG yang bersaudara dengan KI GEDENG KASMAYA dari Cirebon, selanjutnya Ki Gedeng Luragung memeluk agama Islam.
Pada waktu Syeh Syarif Hidayatullah di Luragung, datanglah Ratu Ontin Nio istrinya dalam keadaan hamil dari negeri Cina (bergelar: Ratu Rara Sumanding) ke Luragung, dari Ratu Ontin Nio alias Ratu Lara Sumanding lahir seorang putra yang tampan dan gagah yang diberi nama Pangeran Kuningan. setelah dari Luragung, Syeh Syarif Hidayatullah dengan rombongan menuju tempat tinggal Ki Gendeng Kuningan di Windu Herang, dan menitipkan Pangeran Kuningan yang masih kecil kepada Ki Gendeng Kuningan agar disusui oleh istri Ki Gendeng Kuningan, karena waktu itu Ki Gendeng Kuningan mempunyai putera yang sebaya dengan Pangeran Kuningan nemanya Amung Gegetuning Ati yang oleh Syeh Syarif Hidayatullah diganti namanya menjadi Pangeran Arya Kamuning serta beliau memberikan amanat bahwa kelak dimana Pangeran Kuningan sudah dewasa akan dinobatkan menjadi Adipati Kuningan.
Setelah Pangeran Kuningan dan Pangeran Arya Kamuning tumbuh dewasa, diperkirakan tepatnya pada bulan Muharam tanggal 1 September 1498 Masehi, Pangeran Kuningan dilantik menjadi kepala pemerintahan dengan gelar Pangeran Arya Adipati Kuningan dan dibantu oleh Arya Kamuning. Maka sejak itulah dinyatakan sebagai titik tolak terbentuknya pemerintahan Kuningan yang selanjutnya ditetapkan menjadi tanggal hari jadi Kuningan.
Kabupaten Kuningan, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibukotanya adalah Kuningan. Letak astronomis kabupaten ini di antara 108°23" - 108°47" Bujur Timur dan 6°45" - 7°13" Lintang Selatan. Kabupaten ini terletak di bagian timur Jawa Barat, berbatasan dengan Kabupaten Cirebon di utara, Kabupaten Brebes (Jawa Tengah) di timur, Kabupaten Ciamis di selatan, serta Kabupaten Majalengka di barat. Kabupaten Kuningan terdiri atas 32 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah 361 desa dan 15 kelurahan. Pusat pemerintahan di Kecamatan Kuningan.
Bagian timur wilayah kabupaten ini adalah dataran rendah, sedang di bagian barat berupa pegunungan, dengan puncaknya Gunung Ciremai (3.076 m) di perbatasan dengan Kabupaten Majalengka. Gunung Ciremai adalah gunung tertinggi di Jawa Barat.
Kabupaten Kuningan terbagi dalam beberapa wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan Darma, Kadugede, Nusaherang, Ciniru,Hantara, Selajambe, Subang, Cilebak, Ciwaru, Karangkancana, Cibingbin, Cibeureum, Luragung, Cimahi, Cidahu, Kalimanggis, Ciawigebang, Cipicung, Lebakwangi, Maleber, Garawangi, Sindang Agung, Kuningan, Cigugur, Kramatmulya, Jalaksana, Japara, Cilimus, Cigandamekar, Mandirancan, Pancalang, dan Pasawahan.
Sanggar Kegiatan belajar ( SKB ) Kuningan semula bernama SKB Windusengkahan, berdiri tahun 1978 berdasarkan SK Mendikbud RI No. 0206/0/1978, adanya Lembaga ini merupakan peleburan dari Pusat Latihan Pendidikan Masyarakat ( PLPM ) windusengkahan Kec. Kuningan yang menempati lahan Hibah dari masyarakat setempat .
Pada tahun 1983/1984 SKB mengalami Pemgembangan / Perluasan bangunan di lokasi baru yaitu di Kelurahan Sukamulya Kec. Cigugur, dan merupakan proyek Pemerintah Pusat, yang menempati areal tanah seluas 20.000M2 yang terdiri dari bangunan Kantor dan Ruang Belajar.
Pada tahun 1997 sesuai dengan SK Mendikbud RI No. 023/0/1997 SKB Windusengkahan berganti nama menjadi SKB Kuningan dan merupakan Unit Pelaksana teknis ( UPT ) Dirjen Diklusepora Depdikbud.
Pada tahun 2001 berdasarkan Undang-undang No. 22 tahun 1999 dan Keputusan Pemerintah No. 84 tahun 2000, Pedoman Organisasi Perangkat daerah, Bahwa SKB Kuningan secara Kelembagaan beralih menjadi Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Dinas Pendidikan Kabupaten Kuningan.
Sedangkan Pejabat yang Pernah memimpin SKB adalah sebagai berikut :
1. H.E. Subarna (Alm) dari tahun 1978 – 1990
2. Drs. Aruman Kusnadi tahun 1991 – 1993
3. Suherman, BA. Tahun 1994 – 1998
4. Drs. Tatang Gandjar Tahun 1999 – sekarang
LAMBANG KAB. KUNINGAN
Letak Geografis
Kabupaten Kuningan terletak pada titik koordinat 108° 23 - 108° 47 Bujur Timur dan 6° 47 - 7° 12 Lintang Selatan. Sedangkan ibu kotanya terletak pada titik koordinat 6° 45 - 7° 50 Lintang Selatan dan 105° 20 - 108° 40 Bujur Timur.
Dilihat dari posisi geografisnya terletak di bagian timur Jawa Barat berada pada lintasan jalan regional yang menghubungkan kota Cirebon dengan wilayah Priangan Timur dan sebagai jalan alternatif jalur tengah yang menghubungkan Bandung-Majalengka dengan Jawa Tengah. Secara administratif berbatasan dengan :
- Sebelah Utara : Kabupaten Cirebon
- Sebelah Timur : Kabupaten Brebes (Jawa Tengah)
- Sebelah Selatan : Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Cilacap (Jawa Tengah)
- Sebelah Barat : Kabupaten Majalengka
Kabupaten Kuningan terdiri atas 32 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah 361 desa dan 15 kelurahan. Pusat pemerintahan di Kecamatan Kuningan.
Bagian timur wilayah kabupaten ini adalah dataran rendah, sedang di bagian barat berupa pegunungan, dengan puncaknya Gunung Ciremai (3.076 m) di perbatasan dengan Kabupaten Majalengka. Gunung Ciremai adalah gunung tertinggi di Jawa Barat.
Topografi
Permukaan tanah Kabupaten Kuningan relatif datar dengan variasi berbukit-bukit terutama Kuningan bagian Barat dan bagian Selatan yang mempunyai ketinggian berkisar 700 meter di atas permukaan laut, sampai ke dataran yang agak rendah seperti wilayah Kuningan bagian Timur dengan ketinggian antara 120 meter sampai dengan 222 meter di atas permukaan laut.
Tabel Elevasi ketinggian tanah wilayah Kabupaten Kuningan
No | Ketinggian (dpl) | Luas (Ha) | Luas (%) |
1 | 25 - 100 | 10.915,47 | 9,26 |
2 | 100 - 500 | 69.414,92 | 58,90 |
3 | 500 - 1000 | 30.538,15 | 25,91 |
4 | > 1000 | 6.989,01 | 5,93 |
Kondisi wilayah Kabupaten Kuningan yang berada di kaki gunung Ciremai (lebih dari 3.000 meter di atas permukaan laut) sangat bervariasi yaitu dengan ketinggian antara 25 - 2.000 meter di atas permukaan laut. Sebagian besar wilayah Kabupaten Kuningan berada pada ketinggian antara 500 - 1.000 meter di atas permukaan laut yang mencapai 58,90%, sedangkan wilayah dengan ketinggian di atas 1.000 dpl hanya 6,08%. Kondisi itupun menyebabkan Kabupaten Kuningan mempunyai kemiringan yang bervariasi.
Ketinggian di suatu tempat mempunyai pengaruh terhadap suhu udara, oleh sebab itu ketinggian merupakan salah saru faktor yang menentukan dalam pola penggunaan lahan untuk pertanian, karena setiap jenis tanaman menghendaki suhu tertentu sesuai dengan karakteristik tanaman yang bersangkutan.
Kemiringan tanah yang dimiliki Kabupaten Kuningan terdiri dari : dataran rendah, dataran tinggi, perbukitan, lereng, lembah dan pegunungan. Karakter tersebut memiliki bentang alam yang cukup indah dan udara yang sejuk, sangat potensial bagi pengembangan pariwisata.
Tabel Luas kemiringan tanah Kabupaten Kuningan
No | Kemiringan (%) | Luas (Ha) | Luas (%) |
1 | 0 - 8 | 28.275,88 | 23,99 |
2 | 8 - 15 | 18.985,78 | 16,11 |
3 | 15 - 25 | 24.373,88 | 20,68 |
4 | 25 - 40 | 17.043,02 | 14,46 |
5 | > 40 | 29.178,99 | 24,76 |
Sebagian besar tekstur tanah termasuk kedalaman tekstur sedang dan sebagian kecil termasuk tekstur halus. Kondisi tersebut berpengaruh terhadap tingkat kepekaan yang rendah dan sebagian kecil sangat tinggi terhadap erosi.
Tingkat kepekaan terhadap erosi disebabkan ketidaksesuaian antara penggunaan tanah dengan kemampuannya sehingga berakibat rusaknya proses fisika, kimia dan biologi tanah tersebut. Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap besar kecilnya intensitas tingkat kepekatan terhadap terhadap erosi adalah faktor : lereng, sistem penggarapan, pengolahan tanah, jenis tanah dan prosentase penutup tanah.
Tingkat kepekaan erosi di Kabupaten Kuningan diklasifikasikan menjadi
- Sangat Peka : 14.258,42 Ha
- Peka : 17.568,96 Ha
- Agak Peka : 20.473,43 Ha
- Kurang Peka : 21.845,69 Ha
- Tidak Peka : 36.307,00 Ha
Jenis Tanah
Berdasarkan penelitian tanah tinjau Kabupaten Kuningan memiliki 7 (tujuh) golongan tanah yaitu : Andosol, Alluvial, Podzolik, Gromosol, Mediteran, Latosol dan Regosol.
- Golongan tanah Andosol terdapat di bagian barat kecamatan Kuningan yang cocok untuk ditanami tembakau, bunga-bungaan, sayuran, buah-buahan, kopi, kina, teh, pinus dan apel.
- Golongan tanah Alluvial terdapat di bagian timur Kecamatan Kuningan, Kecamatan Kadugede bagian utara, Kecamatan Lebakwangi bagian utara, Kecamatan Garawangi dan Kecamatan Cilimus cocok untuk tanaman sawah, palawija dan perikanan.
- Golongan tanah Podzolik terdapat di bagian selatan kecamatan Kadugede, bagian timur kecamatan Ciniru, bagian timur kecamatan Luragung, bagian selatan kecamatan Lebakwangi dan kecamatan Ciwaru cocok untuk ladang dan tanaman keras.
Tabel Luas jenis tanah di Kabupaten Kuningan
No | Jenis tanah | Luas (Ha) | Luas (%) |
1 | Alluvial kelabu | 4.080,00 | 3,46 |
2 | Regosol coklat kelabu | 700,00 | 0,59 |
3 | Asosiasi Regosol kelabu + coklat kelabu + latosol | 4.072,98 | 3,46 |
4 | Asosiasi andosol coklat + regosol coklat | 4.560,00 | 3,87 |
5 | Gromosol kelabu tua | 1.840,00 | 1,56 |
6 | Asosiasi Gromosol kelabu kekuningan + Gromosol coklat kelabu + regosol kelabu | 13.204,31 | 11,20 |
7 | Asosiasi mediteran coklat + latosol | 11.569,31 | 9,82 |
8 | Latosol coklat | 890,00 | 0,76 |
9 | Latosol coklat kemerahan | 13.803,69 | 11,71 |
10 | Asosiasi Latosol coklat + regosol | 19.232,47 | 16,32 |
11 | Asosiasi podzolik kuning + hidromorf | 11.765,55 | 9,98 |
12 | Asosiasi podzolik merah kekuningan + latosol merah kekuningan | 13.825,82 | 11,73 |
13 | Kompleks podzolik merah kekuningan + podzolik kekuningan + regosol | 18.313,42 | 15,54 |
Demografi
Penduduk Kabupaten Kuningan Tahun 2007 Menurut Hasil Suseda sebanyak 1.102.354 orang dengan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) sebesar 1,17% pertahun. Penduduk laki-laki sebanyak 549.118 orang dan penduduk perempuan sebanyak 553.236 orang dengan sex ratio sebesar 99,3 % artinya jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibanding penduduk laki-laki. Diperkiran hampir 25% penduduk Kuningan bersifat comuter, mereka banyak yang bermigrasi ke kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan sebagainya.
Penduduk Kuningan umumnya adalah suku Sunda yang menggunakan Bahasa Sunda dalam kesehariannya, namun untuk daerah perbatasan dengan Jawa tengah mereka juga ada yang bertutur dengan menggunakan bahasa Jawa. Bahasa Sunda yang digunakan di Kuningan memiliki ciri tersendiri (bahasa wewengkon) dibandingkan dengan bahasa Sunda yang digunakan di daerah Priangan barat. Mayoritas Penduduk Kuningan beragama Islam sekitar 98% (di daerah desa Manislor terdapat komunitas penduduk yang menganut aliran Ahmadiyah), lainnnya beragama Kristen Katolik yang tersebar di wilayah Cigugur, Cisantana, Citangtu, Cibunut, sedangkan sisanya beragama Protestan dan Budha yang kebanyakan terdapat di kota Kuningan. Di wilayah Cigugur juga terdapat penduduk yang menganut aliran kepercayaan yang disebut Aliran Jawa Sunda.
Sebagain besar penduduk kabupaten Kuningan bermatapencaharian sebagai petani (petani penggarap dan buruh tani), dan lainnya bekerja sebagai Pedagang, Pegawai negeri Sipil, TNI, Polisi, Wiraswasta dan sebagainya.
Angka beban tanggungan (Dependency Ratio) Kabupaten Kuningan tahun 2007 kondisinya tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya yaitu mencapai angka 50,00. Angka beban tanggungan (ABT) merupakan perbandngan antara penduduk yang belum/tidak produktif (usia 0 - 14 Tahun dan usia 65 tahu ke atas) dibanding dengan penduduk usia produktif (usia 15 - 64 tahun), berarti pada tahun 2007 setiap 100 penduduk usia produktif di Kabupaten Kuningan menanggung sebanyak 50 penduduk usia belum/tidak produktif. Untuk lebih lengkapnya data penduduk serta beberapa informasi demografi kami sajikan dalam tabel di bawah ini.
No | Informasi Demografi | 2005 | 2006 | 2007 |
1 | Jumlah Penduduk | | | |
| Total | 1.069.448 | 1.089.620 | 1.102.354 |
| Laki-laki | 534.415 | 542.645 | 549.118 |
| Perempuan | 535.033 | 546.975 | 553.236 |
2 | Laju Pertumbuhan Penduduk | 2,80 | 1,89 | 1,17 |
3 | Sex Ratio | 99,8 | 99,2 | 99,3 |
4 | Komposisi Umur | | | |
| 0 - 14 | 287.231 | 287.962 | 280.119 |
| 15 - 54 | 714.032 | 726.846 | 734.830 |
| 65+ | 68.185 | 74.812 | 87.405 |
5 | Angka Beban Tanggungan | 0,50 | 0,49 | 0,50 |
Pendidikan
Menurut data Suseda tahun 2006, persentase penduduk dewasa yang melek huruf di Kabupaten Kuningan mencapai 94,75 % sedangkan hasil Suseda 2007 menunjuken adanya perbaikan menjadi 95,52%. Begitu pula rata-rata lama sekolah, pada tehun 2006, rata-rata lama sekolah penduduk Kabupaten Kuningan sekitar 7,16 tahun meningkat menjadi 7,55 tahun di tahun 2007.
Tingginya AMH Kabupaten Kuningan disumbang oleh Kecamatan Kuningan, Kuningan dengan AMH tertinggi sebesar 99,83 % sedangkan AMH terendah dicapai oleh Kecamatan Cibingbin, Kuningan dengan AMH 80,24 persen, Sedangkan untuk RLS tertinggi tetap dicapai oleh Kecamatan Kuningan, Kuningan dengan RLS 9,59 tahun sedangkan yang terendah dicapal oleh Kecamatan Hantara, Kuningan dengan RLS 5,47 tahun.
Persentase penduduk Kabupaten Kuningan usia 10 tahun ke atas yang berpendidikan SD ke bawah sebesar 72,66 persen; tamat SMP sebesar 13,73 persen; tamat SMU/SMK sebesar 10,88 persen; dan sebanyak 2,72 persen yang tamat pendidikan tinggi (Akademi/Perguruan Tinggi). Berarti dari 1.000 orang penduduk 10 tahun ke atas hanya 27 orang yang berkesempatan menyelesaikan pendldikan tinggi (Diploma, Akademi, Perguruan tinggi).
Seni dan Budaya
Sebagai wilayah yang berada di daerah Priangan timur, kabupaten Kuningan kaya akan seni budaya Sunda yang khas, berbeda dari wilayah Sunda bagian barat. Berikut adalah seni budaya yang berkembang ditengah-tengah masyarakat Kabupaten Kuningan:
Tabel Seni dan Budaya di wilayah Kabupaten Kuningan
No | Jenis Seni Budaya Tradisional | Lokasi |
1 | Cingcowong,Upacara minta hujan | Kecamatan Luragung, Kuningan |
2 | Sintren | Kecamatan Cibingbin, Kuningan |
3 | Goong Renteng | Kelurahan Sukamulya |
4 | Tayuban | Kecamatan Ciniru, Kuningan |
5 | Pesta Dadung | Kecamatan Subang, Kuningan |
6 | Gembyung Terbangan | |
7 | Sandiwara Rakyat | |
8 | Wayang Golek | |
9 | Kuda Lumping | |
10 | Reog | Desa Cengal |
11 | Calung | |
12 | Tradisi Kawin Cai | Kecamatan Jalaksana, Kuningan |
Pemerintahan
Sebagai sebuah Kabupaten, Kuningan dipimpin oleh seorang bupati. Bupati sebelumnya dipilih oleh DPRD. Tetapi untuk tahun 2008, pertama kalinya Kabupaten Kuningan mengadakan pemilihan kepala daerah (Pilkada) Bupati secara langsung. Pilkada ini diikuti oleh tiga pasangan, yang dimenangkan oleh incumbent H. Aang Hamid Suganda. Berikut adalah daftar nama-nama bupati yang pernah memimpin Kabupaten Kuningan
No | Nama | Periode |
1 | Aom Adali | 1919-1921 |
2 | Mohamad Ahmad | 1921-1940 |
3 | R. Umar Said | 1940-1942 |
4 | Rifai | 1942-1945 |
5 | Noer ( | 1945-1951 |
6 | Sodikin (Recomba) | 1947-1948 |
7 | Holan (Recomba) | 1948-1949 |
8 | Tikok Abdrurohman | 1951-1952 |
9 | Sumitra | 1952-1954 |
10 | TB amin Abdulah | 1954-1957 |
11 | Yusuf (Pejabat) | 1957-1958 |
12 | Saleh Alibasyah | 1958-1961 |
13 | Uman Jatikusumah | 1961-1966 |
14 | Suminta (Pejabat) | 1966-1967 |
15 | R. Aruman Wirangganapati | 1967-1973 |
16 | Karli Akbar | 1973-1978 |
17 | R.H Unang Sunarjo S.H | 1978-1983 |
18 | Drs. H. Moch. Djufri Pringadi | 1983-1988 |
19 | Drs. H. Subandi | 1988-1993 |
20 | H. Yeng D.S Partawinata SH | 1993-1998 |
21 | Drs. H. Arfin Setiamihardja MM | 1998-2003 |
22 | H. Aang Hamid Suganda | 2003-2008 |
23 | H. Aang Hamid Suganda | 2008-2013 |
Sarana Prasarana
- Jalan Darat
Total jalan darat di Kabupaten Kuningan adalah sepanjang 446,10 Km
- Listrik
Jumlah pelanggan yang telah terdaftar hingga tahun 2002 adalah sebanyak 773.747 pelanggan (Unit Pelayanan Cirebon)
- Telekomunikasi
Pelanggan PT. Telkom untuk daerah Kabupaten Kuningan masuk ke dalam Kandatel Cirebon yakni sebanyak 1.202 pelanggan (Tahun 2002)
- Sarana Kesehatan
- Rumah sakit terdapat 3 buah, 1 milik Pemda dan 2 milik swasta
- Puskesmas Pembantu = 70 buah
- Puskesmas = 28 buah
- Puskesmas dengan fasilitas tempat perawatan = 6 buah
- Balai pengobatan swasta = 33 buah
- Pos Pelayanan Terpadu
- 762 Pos Pelayanan Terpadu pratama
- 467 Pos Pelayanan Terpadu madya
- 89 Pos Pelayanan Terpadu purnama
- 7 Pos Pelayanan Terpadu mandiri
- Tenaga Kesehatan
- Dokter spesialis di Rumah Sakit Umum 45, terdapat 11 orang dokter spesialis
- Dokter gigi yang ada baik dokter gigi PNS maupun dokter gigi PTT terdapat 20 orang
- Bidan yang ada terdapat 321 orang bidan
- Sarana dan Prasarana Pendidikan
- Sekolah Dasar : 705 buah
- Sekolah Menengah Pertama : 65 buah
- Sekolah Menengah Umum 22 buah
- Sekolah Menengah Kejuruan : 19 buah
- Hotel
- Hotel Berbintang : 3 buah
- Hotel Non Berbintang : 35 buah
- Bank
- Bank Pemerintah : 2 buah
- Bank Swasta : 7 buah
- Bank Pembangunan Daerah : 1 buah
- Bank Perkreditan Rakyat : 8 buah
Tujuan Wisata
Wisata Alam
- Talaga Remis
- Taman Wisata Alam Linggajati
- Waduk Darma
- Sangkanhurip
- Desa Sitonjul
- Air Terjun Sidomba
- Curug Cilengkrang
- Palutungan & Curug Putri
- Curug Ngelay
Wisata Budaya
Wisata Hutan
Wisata Ziarah
Wisata Adat
Makanan Khas dan Cinderamata
Makanan Khas
- Peuyeum Ketan
Peuyeum/tape ketan ini dibuat dari ketan putih yang diasamkan dan dibungkus dengan daun jambu. Rasa asamnya itulah yang menjadi ciri khasnya. Dijual dalam wadah ember hitam bertuliskan Tape Ketan Asli Cibeureum, ada juga yang dijual dalam bentuk kemasan kecil kotak plastik.
- Keripik Gadung
- Emping Tangkil/Melinjo
- Angling
- Wajit Subang
- Leupeut
- Koecang
- Hucap (Kupat tahu kecap)
- Gemblong
- Becak
Cinderamata
- Batu Onix
- Batu Granit
- Suiseki
- Bonsai
- Cincin
- Peti Antik
- Calung
Akses Transportasi
Angkot Dalam Kota
- angkot 01 jurusan Kuningan - Pasar baru-Kadugede
- angkot 02 jurusan Pramuka-Kadugede
- angkot 03 jurusan Pasar baru-Cirendang
- angkot 04 jurusan Pramuka-Cirendang
- angkot 05 jurusan Cirendang-Kertawangunan
- angkot 06 jurusan Pasar baru-Kertawangunan
- angkot 07 jurusan Pasar baru-Lengkong
- angkot 08 jurusan Cirendang-Lengkong
- angkot 09 jurusan Pramuka-Cigugur
- angkot 10 jurusan Pramuka-Kertawangunan
Bus Antar Kota
- Luragung Jaya jurusan Kuningan-Jakarta
- Setia Negara jurusan Kuningan-Jakarta
- Sahabat jurusan Kuningan-Jakarta
- Power real Asia Luragung jurusan Kuningan-Jakarta
- Putra Luragung jurusan Kuningan-Jakarta
- DAMRI jurusan Kuningan-Bandung
Tokoh-Tokoh Kuningan
Referensi
Kabupaten Kuningan, Jawa Barat |
| |||
Kecamatan | Ciawigebang • Cibeureum • Cibingbin • Cidahu • Cigandamekar • Cigugur • Cilebak • Cilimus • Cimahi • Ciniru • Cipicung • Ciwaru • Darma • Garawangi • Hantara • Jalaksana • Japara • Kadugede • Kalimanggis • Karangkancana • Kramatmulya • Kuningan • Lebakwangi • Luragung • Maleber • Mandirancan • Nusaherang • Pancalang • Pasawahan • Selajambe • Sindangagung • Subang |
| ||
| ||||
Ibu | ||||
Kabupaten | Bandung • Bandung Barat • Bekasi • Bogor • Ciamis • Cianjur • Cirebon • Garut • Indramayu • Karawang • Kuningan • Majalengka • Purwakarta • Subang • Sukabumi • Sumedang • Tasikmalaya | |||
| Bandung • Banjar • Bekasi • Bogor • Cimahi • Cirebon • Depok • Sukabumi • Tasikmalaya | |||
Lihat pula: Daftar kabupaten dan kota Indonesia | ||||
0 komentar:
Posting Komentar